PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk melakukan ekspansi portfolio klien yang semula hanya B2G (Business to Government) hingga ke B2B (Business to Business). Hal ini ditandai dengan penjualan bus listrik kepada perusahaan swasta di tahun 2023. Direktur Utama VKTR Gilarsi W Setijono mengatakan perluasan ke sektor B2B ini untuk mengakomodasi industri yang membutuhkan kendaraan untuk kebutuhannya antara lain, hauling tambang, logistik perkebunan, dan pengangkutan log.

Upaya ini dilengkapi dengan pembuatan prototipe dan uji coba produk yang menjanjikan, meskipun sektor B2G tetap menjadi bagian penting dari strategi VKTR. Diversifikasi ini bertujuan untuk mengurangi ketergantungan pada pembelian pemerintah yang dapat dipengaruhi oleh faktor politik dan ekonomi. Potensi elektrifikasi kendaraan komersial sangat tinggi terdapat lebih dari 6 juta unit truk dan 260 ribu unit bus di Indonesia, dengan tingkat elektrifikasi kedua jenis kendaraan tersebut kurang dari 0,1 persen.

“Industrialisasi terus menjadi inisiatif strategis kami untuk memperkuat posisi kami sebagai pionir di sektor kendaraan listrik komersial, yang ditandai dengan groundbreaking dari Fasilitas Kendaraan Listrik Komersial berbasis Completely Knock Down (CKD) pertama di Indonesia pada tanggal 27 Februari 2024,” ucapnya. Terletak di Magelang, Jawa Tengah, fasilitas ini merupakan perusahaan patungan antara perusahaan kami dengan Karoseri Tri Sakti yaitu PT VKTR Sakti Industries (VKTS). Pembangunan fasilitas ini sejalan dengan visi pemerintah untuk merealisasikan Peraturan Presiden No. 55/2019 juncto Peraturan Presiden No. 79/2023 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle) untuk Transportasi Jalan serta mencapai target Net Zero Emissions tahun 2060.

Gilarsi menegaskan pembangunan fasilitas ini didukung penuh oleh pemerintah. “Kami mengakui bahwa, serupa dengan kuartal sebelumnya, kinerja penjualan segmen kendaraan listrik (EV) kami terus dipengaruhi oleh penundaan sementara dalam pemesanan dari klien B2G kami akibat peristiwa politik awal tahun ini,” ungkapnya. “Meskipun demikian, kami menegaskan bahwa backlog kami tetap kuat. VKTR tetap berkomitmen pada misi kami untuk mempercepat mobilitas berkelanjutan dan memimpin pasar kendaraan listrik di negara ini,” ujar Gilarsi.

VKTR yakin bahwa investasi strategis perusahaan di bidang manufaktur lokal, penyelesaian fasilitas CKD di Magelang, dan diversifikasi ke truk pertambangan listrik akan berkontribusi terhadap kesuksesan jangka panjang. Dalam laporan keuangan konsolidasi untuk tahun keuangan 2023, perusahaan mencatat pendapatan bersih selama 2023 sebesar Rp1.062 miliar dibandingkan dengan Rp1.071 miliar pada tahun 2022. Penyesuaian ini sebagian besar disebabkan oleh pergeseran pembelian bus oleh sektor pemerintah, yang diperkirakan akan pulih dalam periode berikutnya.

Bisnis manufaktur suku cadang kendaraan komersial terus berkembang didorong oleh kuatnya permintaan dari pelanggan utama kami di sektor kendaraan komersial. Pertumbuhan ini terutama dipicu oleh transisi dari teknologi kendaraan EURO 2 ke EURO 4 dan didorong oleh pemulihan pasar transportasi pasca pandemi serta peningkatan penjualan OEM.

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *